Sabtu, 04 Juli 2009

SENI DEBUS dari Banten



Sebelum pemekaran wilayah Provinsi Jawa Barat, Banten merupakan kota Keresidenan yang membawahi kabupaten Lebak, Serang, Pandeglang, dan Cilegon. Setelah adanya pemekaran wilayah provinsi, Banten menjadi Provinsi sendiri. Namun Budaya dan adat istiada Banten tidak lepas dari budaya Jawa Barat secara Umum. Populasi penduduk Provinsi banten mencapai 9.308.344 pada tahun 2005. Sedikit di luar kota ke arah barat terdapat gunung berapi terkenal yaitu gunung Krakatau yang terakhir meletus besar pada tahun 1883.

Masyarakat Banten memiliki akar agama yang kuat dengan budaya asli yang masih eksis dalam kehidupan mereka. Agama utama masyarakat Banten adalah Islam, yang tiba di wilayah ini bersamaan dengan tersebarnya agama Islam di wilayah Sumatra dan Sulawesi pada sekitar abad 15. Meski Islam berasal dari Arab, perkembanganya di Banten sangat unik. banyak sekali seniman, artis dan musisi yang berasal dari daerah ini. Sebagian besar masyarakat Banten atau sekitar 2.5 juta jiwa tinggal di pedesaan-pedesaan yang padat, masing-masing dalam bentuk keluarga besar.

Kesenian yang paling populer dari daerah Banten adalah Debus dari Baduy.
Debus ada sejak abad ke 16, pada saat Banten dipimpin oleh Sultan Maulana Hasanuddin. Konon Debus digunakan untuk melawan penjajah Belanda. Namun, sekarang kemampuan magis yang dimiliki oleh orang Baduy ini di kemas secara menarik, sehingga banyak turis yang datang ke Baduy untuk melihat atraksi Debus.

Beberapa saat sebelum acara dimulai, biasanya para pemain melakukan ritual terlebih dahulu, seperti berdoa dan berpuasa. Biasanya dilakukan 2 hari sebelum acara di gelar. Pemain debus rata-rata memiliki kemampuan pencak silat.

Pertunjukkan ini dimulai dengan gembung (pembukaan) sambil semua pemain membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan Dzikir dengan perkusi. Panggung untuk Debus ini disebut Beluk. Diatas sinilah mereka melakukan atraksinya, menikam perut dengan tombak, memotong tangan dengan golok, memakan kayu berapi, menusuk lidah, dan lain sebagainya. Semuanya dilakukan tanpa mengeluarkan darah. Keliatannya memang mengerikan, tapi disitulah menariknya.

Menurut Voltras.net, untuk melihat pertunjukkan Debus, sebaiknya langsung di kawasan Baduy, lebih orisinil. Yang harus diperhatikan sebelum masuk ke area ini adalah patuh terhadap peraturan-peraturan yang ada. Salah satunya adalah : hanya orang Melayu yang dapat memasuki area Baduy Dalam. Bagi Orang Eropa atau China, tidak akan bisa memasuki kawasan ini.*sumber:indotravelers.com;voltras.net.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar